Gambar Vinyet/ Vignette, adalah...
gambar yang berfungsi untuk menghias atau mengisi kolom atau halaman kosong pada majalah atau surat kabar. Vignette adalah stilasi/ penggayaan/ pengembangan dari bentuk-bentuk.
Menurut KBBI, Vinyet adalah,
1:
Bentuk hiasan dalam seni grafika dan arsitektur yg diambil dari bentuk tumbuhan
merambat, daun, dsb2: Goresan atau potret kecil pada bidang tepi sekeliling halaman buku.
Stilasi daun/ pohon merambat, adalah ciri khas vinyet, ditambah pengulangan bentuk dasar, atau garis. Bentuk manusia dan hewan juga tidak salah.
Ciri lain adalah, bercorak dekoratif sehingga terlihat flat.
Di Indonesia, Vinyet pernah merasakan "masa jaya", pada tahun 1970-1990an awal.
Majalah gaul macam HAI saja di masa itu memuat gambar Vinyet untuk mengisi ruang kosong di sela-sela rubrik-rubriknya, terutama rubrik sastra/ puisi.
Selain majalah, Koran macam Pos Kota memuat gambar Vinyet berdampingan dengan Kartun di edisi minggu.
Juga koran merah seperti harian Sentana edisi Minggu, memuat gambar Vinyet untuk menyembunyikan angka-angka keberuntungan terkait dengan keberadaan kupon undian Porkas dan SDSB.
Yang paling "memanusiakan" vinyet, tentu saja majalah Sastra.
Disela-sela rubrik puisi, Vinyet muncul selain untuk mengisi ruang kosong, juga menjadi pemanis bernilai artistik.
Kembali ke Vinyet.
Vinyet yang "fitrahnya" adalah berfungsi mengisi ruang kosong pada tulisan yang sering tidak terprediksi ujungnya, kemudian kehilangan "eksistensi"nya setelah Problem ruang kosong kemudian diatasi oleh software macam Page Maker, atau Indesign versi terbarunya,
Software tersebut mempunyai kemampuan mengatur huruf sedemikian rupa sehingga problem jarak antar huruf, atau antar kalimat yang menyebabkan naskah "menggantung" bisa diatasi.
Tetapi, apakah gara-gara kemajuan teknologi Vinyet kemudian "punah" seperti sekarang?
Tak ditemukan lagi jejak gambar Vinyet di koran atau majalah pop. (Mungkin di majalah Sastra masih ditemukan)
Atau mungkin kesan jadul gambar Vinyet yang membuatnya seperti tidak layak untuk ditampilkan di koran atau majalah "modern."
Mungkin, perlu tafsir visual ulang terhadap vinyet agar bisa tampil lagi di majalah dan koran, eksis sebagai seni gambar yang utuh, tetapi tidak melupakan fungsi awal, sebagai "pemanis" kekosongan ruang.
Atau, jangan-jangan, kita bisa menggunakan medium visual vinyet yang secara umum visual yang dimunculkan adalah nuansa liris, kontemplatif, atau imajinatif cenderung romantik, sebagai alat terapi bagi yag sedang galau?
Coba saja, buat anda yag sedang galau, buatlah gambar vinyet.
.. itung-itung melestarikan seni gambar Vinyet agar tak punah.
Vinyet yang "fitrahnya" adalah berfungsi mengisi ruang kosong pada tulisan yang sering tidak terprediksi ujungnya, kemudian kehilangan "eksistensi"nya setelah Problem ruang kosong kemudian diatasi oleh software macam Page Maker, atau Indesign versi terbarunya,
Software tersebut mempunyai kemampuan mengatur huruf sedemikian rupa sehingga problem jarak antar huruf, atau antar kalimat yang menyebabkan naskah "menggantung" bisa diatasi.
Tetapi, apakah gara-gara kemajuan teknologi Vinyet kemudian "punah" seperti sekarang?
Tak ditemukan lagi jejak gambar Vinyet di koran atau majalah pop. (Mungkin di majalah Sastra masih ditemukan)
Atau mungkin kesan jadul gambar Vinyet yang membuatnya seperti tidak layak untuk ditampilkan di koran atau majalah "modern."
Mungkin, perlu tafsir visual ulang terhadap vinyet agar bisa tampil lagi di majalah dan koran, eksis sebagai seni gambar yang utuh, tetapi tidak melupakan fungsi awal, sebagai "pemanis" kekosongan ruang.
Atau, jangan-jangan, kita bisa menggunakan medium visual vinyet yang secara umum visual yang dimunculkan adalah nuansa liris, kontemplatif, atau imajinatif cenderung romantik, sebagai alat terapi bagi yag sedang galau?
Coba saja, buat anda yag sedang galau, buatlah gambar vinyet.
.. itung-itung melestarikan seni gambar Vinyet agar tak punah.
contoh gambar vinyet..
gambar yuk...
kang... masih lanjut di Vinyet nich... biar karya temen2 yg berusaha melestarikan vinyet ada wadahnya kiranya perlu ada sarana buat nampilin karya vinyetnya gimana kang???
BalasHapusbetul sekali & se7 bung, sementara baru karya beberapa siswa asuhan sy yg ada d blog ini, ide langkah slanjutnya kita tunggu...atensi vinyeter2 yg lain, nuwun banget.salam budaya.
BalasHapus