SMADA SOLO, ‘Sekolah unggulan..?’
Ardiyanto, 2012
Dahulu sekolah ungggulan itu...
berarti nem lulusannya tinggi-tinggi anaknya
cerdas secara akademis, guru-gurunya berdisiplin (baca; galak), gedung
sekolahnya angker dan orang tua kurang punya hak untuk bersuara apalagi
‘komplain’. Beberapa kriteria di atas hanya merujuk pada aspek akademis dan
aspek disiplin dengan ketakutan serta komunikasi yang satu arah. Padahal
sekolah unggulan jaman sekarang jauh dari kesan demikian. Sekolah unggulan
adalah sekolah yang menekankan pada aspek berikut ini;
·
hubungan komunikasi antara semua elemen
di sekolah (guru, orang tua, murid, yayasan dan masyarakat sekitar) setara dan
terjalin dengan baik. Sekolah punya
terbitan internal maupun eksternal yang berisi hal apa saja yang terjadi di
kelas sebagai kabar kepada orang tua. Sekolah fasih dalam memanfaatkan sosial
media (facebook, twitter dan lain sebagainya) untuk sarana komunikasi sekaligus
branding sekolah ke dunia luar.
·
kepemimpinannya
(kepala sekolah dan yayasan) sibuk berinovasi, merencanakan arah ke depan dan
bersemangat dalam memudahkan guru untuk lakukan inovasi serta mengajar dengan
kreatif dan profesional.
Pimpinan di sekolah tampil sebagai pribadi dan institusi yang senang membuat sistem
yang memungkinkan guru dan siswa tampil sebaik mereka mampu tanpa khawatir
tidak didukung oleh sekolah.
·
sekolahnya bernuansa komunitas belajar,
guru sibuk belajar serta merencanakan agar bisa mengajar dengan kreatif, murid
sibuk bersosialisasi dengan sehat dan belajar dengan gaya belajar yang ia
sukai, kepala sekolah adalah seorang ‘chief of learner’ atau ketuanya para
pembelajar.
·
sekolah bersikap terbuka sekaligus berhati-hati
terhadap perkembangan teknologi. HP dan sejenisnya
dibolehkan, malah dicarikan jalan keluar agar guru bisa menggunakannya dalam
pembelajaran. Sekolah berhati-hati agar kesenangan siswa dalam bidang
teknologi tidak membuat mereka tidak terlibat kesulitan di kemudian hari.
·
Sekolah
bersikap adil pada semua guru, semua guru dianggap karena ide dan sumbangsihnya
bagi perkembangan sekolah. Semua guru
dilatih agar bisa menjadi pemimpin yang baik, sekaligus ‘follower’ atau
pengikut yang supportif bagi perkembangan sekolah.
·
Sekolah selalu mengusahakan agar orang tua
gampang dan mudah saat berurusan dengan sekolah, sekolah menjaga kepercayaan
orang tua dengan bersikap transparan dan terbuka bagi masukan, guru selalu
difasilitasi agar tersedia kebutuhannya dalam mengajar, sekolah bekerja sama
dengan masyarakat di sekitar sekolah agar sekolah menjadi rahmat bagi
masyarakat sekitar bukannya malah dibenci karena membuat macet dan tawuran
siswanya.
·
Sekolah punya cara untuk berkontribusi pada tingkatan
masyarakat yang lebih besar. Sekolah mendukung guru dan muridnya untuk
mengikuti lomba, berbicara di seminar serta menjadikan sekolahnya sebagai
sekolah laboratorium yang bersedia berbagi dengan sekolah lain dalam hal metode
dan strategi terkini dalam proses belajar mengajar.
Demikian hal yang dapat saya tulis, tujuan saya agar sekolah kita SMADA SOLO senang untuk berubah menjadi
sekolah unggulan yang benar-benar unggul dalam hal melayani siswa sebagai
pembelajar dan berorientasi pada perubahan jaman...SEMOGA...
2 komentar :
salam ppl 2014/2015 Pak Adi, SMADA ceria ....
yups... tenges bung...
Posting Komentar