SMADA SOLO, ‘Sekolah unggulan..?’

Senin, 29 Oktober 2012



 SMADA SOLO, ‘Sekolah unggulan..?’

Ardiyanto, 2012
Dahulu sekolah ungggulan itu...
berarti nem lulusannya tinggi-tinggi anaknya cerdas secara akademis, guru-gurunya berdisiplin (baca; galak), gedung sekolahnya angker dan orang tua kurang punya hak untuk bersuara apalagi ‘komplain’. Beberapa kriteria di atas hanya merujuk pada aspek akademis dan aspek disiplin dengan ketakutan serta komunikasi yang satu arah. Padahal sekolah unggulan jaman sekarang jauh dari kesan demikian. Sekolah unggulan adalah sekolah yang menekankan pada aspek berikut ini;
·         hubungan komunikasi antara semua elemen di sekolah (guru, orang tua, murid, yayasan dan masyarakat sekitar) setara dan terjalin dengan baik. Sekolah punya terbitan internal maupun eksternal yang berisi hal apa saja yang terjadi di kelas sebagai kabar kepada orang tua. Sekolah fasih dalam memanfaatkan sosial media (facebook, twitter dan lain sebagainya) untuk sarana komunikasi sekaligus branding sekolah ke dunia luar.
·         kepemimpinannya (kepala sekolah dan yayasan) sibuk berinovasi, merencanakan arah ke depan dan bersemangat dalam memudahkan guru untuk lakukan inovasi serta mengajar dengan kreatif dan profesional. Pimpinan di sekolah tampil sebagai pribadi dan institusi yang senang membuat sistem yang memungkinkan guru dan siswa tampil sebaik mereka mampu tanpa khawatir tidak didukung oleh sekolah.
·         sekolahnya bernuansa komunitas belajar, guru sibuk belajar serta merencanakan agar bisa mengajar dengan kreatif, murid sibuk bersosialisasi dengan sehat dan belajar dengan gaya belajar yang ia sukai, kepala sekolah adalah seorang ‘chief of learner’ atau ketuanya para pembelajar.
·         sekolah bersikap terbuka sekaligus berhati-hati terhadap perkembangan teknologi. HP dan sejenisnya dibolehkan, malah dicarikan jalan keluar agar guru bisa menggunakannya dalam pembelajaran.  Sekolah berhati-hati agar kesenangan siswa dalam bidang teknologi tidak membuat mereka tidak terlibat kesulitan di kemudian hari.
·         Sekolah bersikap adil pada semua guru, semua guru dianggap karena ide dan sumbangsihnya bagi perkembangan sekolah. Semua guru dilatih agar bisa menjadi pemimpin yang baik, sekaligus ‘follower’ atau pengikut yang supportif bagi perkembangan sekolah.
·         Sekolah selalu mengusahakan agar orang tua gampang dan mudah saat berurusan dengan sekolah, sekolah menjaga kepercayaan orang tua dengan bersikap transparan dan terbuka bagi masukan, guru selalu difasilitasi agar tersedia kebutuhannya dalam mengajar, sekolah bekerja sama dengan masyarakat di sekitar sekolah agar sekolah menjadi rahmat bagi masyarakat sekitar bukannya malah dibenci karena membuat macet dan tawuran siswanya.
·         Sekolah punya cara untuk berkontribusi pada tingkatan masyarakat yang lebih besar. Sekolah mendukung guru dan muridnya untuk mengikuti lomba, berbicara di seminar serta menjadikan sekolahnya sebagai sekolah laboratorium yang bersedia berbagi dengan sekolah lain dalam hal metode dan strategi terkini dalam proses belajar mengajar.
Demikian hal yang dapat saya tulis, tujuan saya agar sekolah kita SMADA SOLO senang untuk berubah menjadi sekolah unggulan yang benar-benar unggul dalam hal melayani siswa sebagai pembelajar dan berorientasi pada perubahan jaman...SEMOGA...

2 komentar :

Babab mengatakan...

salam ppl 2014/2015 Pak Adi, SMADA ceria ....

seni rupa sman 2 solo mengatakan...

yups... tenges bung...

Posting Komentar

guru seni rupa sma negeri 2 surakarta

AYO...BERKREASI !!

Diberdayakan oleh Blogger.